Senin, 06 Februari 2012

Profil Alfredo: Perlawanan Sang Mayor

Alfredo Pahlawan Bangsa, Bukan Pengkhianat". Grafiti di tembok depan rumah Victor Alves di Marconi, Dili, itu belum pudar meski Alfredo Reinado Alves sudah dimakamkan, Kamis pekan lalu. Rumah Victor Alves-ayah angkat Reinado, yang tewas dalam baku tembak di kediaman Presiden Ramos Horta, Senin pekan lalu-terus dibanjiri pelayat. Mereka datang dari beberapa distrik untuk berbelasungkawa. "Ia orang baik," ujar Novena Caminha. Perempuan 49 tahun itu datang bersama teman-temannya. 
Reinado, 42 tahun, adalah sosok yang dicintai kerabat, kawan, dan handai tolannya. Lebih dari seribu orang ikut mengantarkan jenazahnya ke pemakaman Marconi, Dili. Yel-yel "Viva Reinado" dipekikkan di mana-mana. "Ia pahlawan kebenaran dan keadilan," kata seorang warga Distrik Bobonaro, 60 kilometer dari Dili. 
Pahlawan? Bukankah pemerintah menjuluki dia pemberontak? Betul. Tapi coba sebut nama Mayor Reinado di wilayah barat Timor Leste. Orang-orang di sana, terutama anak-anak muda di sembilan distrik-Timor Leste punya 13 distrik-dengan penuh semangat akan menuturkan keberaniannya. Ia telah menjadi ikon perlawanan. 
Saat Perdana Menteri Xanana Gusmao mengumumkan kematiannya, para pengagumnya tak percaya. Teori konspirasi segera berkembang: para pemujanya menyebut Reinado dibunuh di suatu tempat oleh pasukan pemerintah, kemudian dibuang di halaman rumah Horta. "Ini taktik elite politik untuk menutupi kegagalan mereka berdialog," kata Mario da Costa, mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Dili. 
Reinado lahir di Aileu, Timor bagian barat, pada 1966. Ketika militer Indonesia masuk ke negerinya pada 1976, ia ikut keluarganya yang menyingkir ke Turiscai. Setahun kemudian, Reinado kecil dipekerjakan sebagai tukang angkat barang oleh tentara Indonesia. 
Ia dibawa tentara ke Sulawesi, Kalimantan, juga Jawa. Namun, pada 1995, ia lari ke Timor Timur dan menjadi kapten kapal kecil, membawa 18 orang ke Australia, meninggalkan istri dan anaknya. Ia sempat bekerja di galangan kapal dan pulang ke Timor Leste setelah jajak pendapat 1999 membuahkan kemerdekaan. 
Reinado diserahi tanggung jawab dua kapal patroli Angkatan Laut Timor Leste. Belakangan, dia menjadi komandan peleton polisi militer berkekuatan 33 orang. 
Kemarahannya mencuat ketika pasukan pemerintah menggunakan kekerasan terhadap 600 tentara, dari sekitar 1.500 tentara, yang melakukan desersi pada April 2006. Pasukan desersi di bawah Salsinha Gastao menuntut para komandan militer yang lahir di kawasan timur berlaku adil kepada tentara dari wilayah barat. 
Pada Mei tahun itu juga dia bergabung dengan pemberontak, membawa serta 24 polisi serta dua truk penuh senjata dan amunisi. Ia bermarkas di bukit di Same. "Para pemimpin berbicara A di depan rakyat, dan kemudian berbeda lagi di belakang mereka," ucapnya. 
Sejak itu, Reinado diburu dan namanya berkibar. Pria bertato XXX-tato yang dimiliki tokoh Xander Cage dalam film XXX-ini bisa menggerakkan aksi massa di Dili hanya dengan mengangkat telepon seluler. 
Reinado sebenarnya kerap berhubungan dengan Horta. Selama di Australia, misalnya, seperti dituturkan Ade Fraga, anggota kelompok kemerdekaan di Perth, Reinado beberapa kali makan malam bersama Horta. Bahkan Reinado berjanji membantu mencari dana untuk pasukan pemberontak yang saat itu dipimpin Taur Matan Ruak, yang sekarang menjadi orang nomor satu militer Timor Leste. "Reinado memiliki nomor ponsel Horta, dan kami bisa menelepon dia kapan pun kami perlu berdiskusi," ujar Fraga. 
Kepada majalah Time ia berujar, kendati diburu, ia bisa menyusup ke kamar Horta kapan pun. "Jika saya mau, saya bisa menyentuhnya ketika ia tidur," ujarnya. 
Namun ia tak menemukan Horta di kamarnya ketika datang Senin pagi itu. Tembakan pengawal Horta justru menamatkan hidupnya. "Alfredo telah mati. Apa pun dia lakukan... biarlah hanya Tuhan yang tahu mana yang benar dan mana yang salah," ucap Victor Alves. 
Purwani D. Prabandari (Time, SM Herald, Reuters), J.A. Sarito, A.Assis (Dili) 

Majalah Tempo, 18 Februari 2008 
Sumber Utama: http://majalah.tempointeraktif.com/

0 komentar:

Posting Komentar

 
Gudangrusak.com © 2010