Selasa, 07 Februari 2012

Uni Eropa Gelontorkan Dana Integrasi Eks Pengunsi Timor Leste


TRIBUNJOGJA.COM, KUPANG  - Uni Eropa menggelontorkan 1.080.000 euro untuk peningkatan kapasitas dalam rangka mempertahankan perdamaian dan integrasi masyarakat eks-pengungsi Timor Leste di Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kegiatan tersebut dikerjakan oleh Care Deutchland," kata delegasi Uni Eropa, Muamar Vebry, di Desa Manusak, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang NTT, salah satu dari 15 desa sasaran penerima manfaat program itu, saat melakukan "monitoring", Selasa.
Dia mengatakan, proyek tersebut merupakan kelanjutan dari proyek-proyek sebelumnya yang didanai Uni Eropa, kepada masyarakat yang berpindah karena arus pengungsian akibat sejumlah kondisi.
Dia menjelaskan, proyek yang didanai oleh Uni Eropa tersebut, untuk mendukung reintegrasi pemukiman untuk pengungsi serta memperkuat peringatan dini konflik sebagaimana yang juga dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia, seperti di Maluku serta Sulawesi Tengah.
Selain alokasi dana tersebut, lanjut Vebry, Uni Eropa juga memberikan dana hibah kepada UN Habitat sebesar 945,000 euro untuk melaksanakan pelatihan sebagai dukungan kepada pemerintah daerah dan parlemen setempat.
Hal itu untuk membantu mengatasi kebutuhan orang-orang yang tertinggal dari segala aspeknya, termasuk ekonomi serta kehidupan sosialnya.
Dengan begitu diharapkan pemerintah daerah dan parlemen juga akan terlibat dalam memberikan advokasi terkait isu tentang tanah serta isu gender untuk memperkuat dan mempertahankan perdamaian di daerah tersebut.
Ditanya fakta hasil pelaksanaan proyek yang sudah dilakukan oleh Care serta UN Habitat, saat melakukan monitoring tersebut, Vebry mengaku puas karena sudah mengalami kemajuan, kendati masih membutuhkan berbagai dorongan, baik secara kualitas maupun dari aspek partisipasi masyarakat.
"Uni Eropa hanya memberikan dananya, keberhasilan program ada di tangan masyarakat dalam konteks keterlibatan aktif dalam pelaksanaan program yang ada," kata Vebry.
Manager Proyek Care Deutschland, Petrus Lambe, mengatakan, proyek yang didanai oleh Uni Eropa tersebut dilakukan di 15 desa di wilayah Kabupaten Kupang dengan melayani 4.663 warga yang baru menetap di masing-masing desa karena merupakan warga pengungsi.
Program tersebut, yang diberi nama proyek SESAMA dilaksanakan bermitra dengan Yayasan Alafa Omega, LSM lokal di NTT, untuk memperlancar pencapaian tujuan proyek dimaksud.
Dia mengatakan, sasarannya sudah dilakukan sejak Februari 2011 hingga 2013 dan akan fokus kepada pemberian akses lebih baik kepada warga eks pengungsi terhadap lahan garapan, tempat tinggal, fasilitas masyarakat, kesehatan, pelayanan kesehatan, pendidikan serta pekerjaan.
Untuk itu, lanjut dia, akan dilakukan melalui keterlibatan penduduk pengungsi dalam pembahasan rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDes), sehingga bisa menyerap aspirasi yang ada dari warga pengungsi.
Aksi nyata dari proyek tersebut, menurut dia, akan bermuara kepada proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi RPJMDes yang sudah dibahas dan dilaksanakan di tingkat desa.
Dengan begitu, lanjut dia, masyarakat pengungsi di desa tersebut, merasa telah membaur dan terintegrasi sebagai warga desa setempat dan merasa diberikan peran sebagai warga negara.
"Inilah target yang akan kita kejar untuk mencapai sebuah hubungan harmonis antar sesama warga baik pengungsi maupun warga lokal di desa tersebut," kata Petrus. (*)

v  Sumber        : Tribun Jogja - Selasa, 6 Desember 2011 23:36 WIB

0 komentar:

Posting Komentar

 
Gudangrusak.com © 2010